Keringat membuat kita serba salah. Cairan yang
keluar dari tubuh itu bisa merusak riasan serta menghilangkan wangi parfum.
Namun demikian, dari segi kesehatan keringat memiliki peran penting karena
merupakan mekanisme alami untuk menurunkan suhu tubuh saat gerah akibat kondisi
lingkungan yang panas, makanan pedas, atau stress. Yang paling dicemaskan pada
saat bekeringat adalah bau badan. Sebetulnya, keringat dan bau badan tidak
mempunyai kaitan langsung karena keringatnya tidak berbau sama sekali. Bau berasal dari bakteri yang bersembunyi di
lipatan kulit.
Oleh karena dapat mencegah keringat secara
berlebihan deodorant sering dipakai banyak orang. Namun, kini ada dugaan bahwa
deodorant menjadi salah satu pencetus kanker, teruma kanker payudara. Hal ini berdasarkan
beberapa alasan. Alasan pertama muncul pada tahun 1970-a. disebutkan bahwa
penekanan jumlah keringat yang dikeluarkan tubuh, terutama di bagian ketiak,
dengan mengoleskan deodorant antiperspirant (anti keringat) akan mengakibatkan
penumpukan toksin yang memicu timbulnya kanker getah bening. Kedua pada tahun
1990-an beredar dugaan bahwa senyawa alumunium yang jamak ditemui dalam
deodorant bisa mengakibatkan kerusakan DNA yang ujung-ujungnya menimbulkan
penyakit kanker payudara. Ketiga, sejumlah ahli beberapa kali melakukan
penelitian untuk membuktikan bahwa wanita yang sering mencukur ketiaknya,
kemudian mengoleskan deodorant antiperspirant, lebih rentan terkena kanker
payudara. Alasan keempat ditunjukkan dalam hasil penelitian yang diumumkan Dr. Philippa
Darbre, Februari 2004. Hasil penelitian itu menyatakan bahwa senyawa kimia
sintetik paraben-yang biasa digunakan kosmetika/deodorant antiperspirant agar
tahan lama – ditemukan dalam 18 dari 20 kasus tumor payudara. Dr. Darbre, dosen
senior bidang onkologi di Universitas Reading, Inggris, menegaskan, “Senyawa
paraben memicu pertumbuhan tumor pada jaringan payudara manusia.”
Ada
zat lain yang sering dikaitkan dengan deodorant, yakni antiperspirant yang
sama-sama difungsikan untuk menghilangkan bau tidak sedap yang keluar pada saat
tubuh berkeringat. deodorant dan antiperspirant
bekerja dengan cara yang berbeda. Antiperspirant mengandung senyawa almunium
yang berfungsi menekan jumlah keringat berbeda dengan deodorant yang tidak bisa
menekan jumlah keringat yang keluar. Keringat inilah yang bisa menimbulkan bau
badan ketika berinteraksi dengan bakteri yang ada di permukaan kulit. Pada
kondisi normal, ketiak akan mengeluarkan rata-rata 400-500 mg keringat setiap
20 menit pada suhu 35 derajat Celcius. Antiperspirant mampu mengurangi jumlah
produksi keringat 20-25% atau max 40% dari produksi normal. Hal itu dilakukan
dengan mengecilkan pori-pori kulit yang menjadi jalan keluarnya keringat.
Cairan keringat yang tertahan kemudian diserap kembali (resorpsi) oleh jaringan
kulit. Persamaannya, baik deodorant maupun antiperspirant sama-sama bekerja
dengan cara membunuh bakteri-bakteri yang menimbulkan bau badan.
Saat ini hampir semua jenis deodorant mengandung
beberapa senyawa aktif yang berbasis pada unsure aluminium sehingga pengertian
yang benar tentang definisi deodorant sering dicampuradukkan dengan
antiperspirant. Jika anda membaca bagian belakang kemasan deodorant anti
keringat, bahan seperti aluminium chlorohydrate, aluminum chloride, dan
aluminum hydroxibromyd adalah bahan yang umum digunakan.
Deodorant yang tidak mengandung antiperspirant
sebenarnya tidak berfungsi menekan jumlah keringat yang dikeluarkan tubuh.
Melainkan mengandung wewangian untuk menghilangkan bau badan. Saat ini
produk-produk yang laris di pasaran rata-rata mengkombinasikan deodorant dan
antiperspirant. isu yang kini beredar mengatakan bahwa deodorant yang
mengandung antiperspirant menyebabkan terhambatnya pembuangan racun tubuh yang
selama ini keluar bersama keringat. Racun tersebut kemuadian terakumulusi pada kelenjar getah bening dan lama
kelamaan dapat menimbulkan kanker.
Agar terhindar dari segala sesuatu yang tidak
diinginkan, kita harus berhati-hati dalam memilih deodorant, berikut ini tips
memilih deodorant.
TIPS MEMILIH DEODORANT
- Pilihlah deodorant yang telah terdaftar (DepKes atau badan POM)
- Periksa label yang ada di dalam kemasan, pastikan nahan yang ada di dalamnya aman dan tidak dilarang.
- Sebaiknya kita segera menghentikan pemakaian deodorant jika terdapat reaksi yang buruk.
- Meski belum ada bukti bahwa kandungan antiperspirant deodorant dapat menyebabkan kanker, untuk keamanannya, pilihlah deodorant yang tidak mengandung pewangi dan pewarna.
No comments:
Post a Comment